Pertamina Tekan Toleransi Kehilangan Pasokan BBM
ARTIKEL ILMIAH EKONOMI BISNIS
NAMA:
DWI LARASATI
KELAS
: 3EA19
NPM
: 12215043
Judul
: Pertamina Tekan Toleransi Kehilangan Pasokan BBM
Abstrak
bersubsidi Premium dan Solar adalah kebutuhan yang saat ini belum tergantikan,
walaupun ada jenis BBM lain yaitu Pertamax. Hal tersebut disebabkan adanya
perbedaan harga yang cukup jauh antara BBM bersubsidi dan yang tidak disubsidi,
yang menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan BBM bersubsidi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kinerja Depot Pertamina Bitung, dan
pihak SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar) dalam menyalurkan BBM, serta
ketersediaan stok BBM. Metode penelitian deskriptif kualitatif. Tempat
penelitian Depot Pertamina Bitung. Hasil penelitian menunjukkan Depot Pertamina
Bitung menyalurkan BBM dalam jumlah besar setiap tahun sehingga konsumen secara
khusus untuk SPBU di Manado tidak perlu khawatir dengan kelangkaan stok yang
bisa mengganggu aktifitas masyarakat. Depot Pertamina Bitung disarankan untuk
lebih memperhatikan kualitas alokasi serta kuota pasokan BBM berdasarkan
kondisi di SPBU, serta menjaga kualitas serta kuantitas BBM. Kata kunci:
pengelolaan rantai pasokan, pemenuhan kebutuhan BBM.
Pendahuluan Indonesia merupakan negara dengan
bentangan luas dan memiliki potensi alam yang luar biasa, di dukung iklim yang
baik serta tanah yang subur membuat negara ini semakin kaya dengan hasil
alamnya. Hasil alam yang termanfaatkan sampai saat ini di Indonesia ialah minyak
bumi, dimana seluruh pengelolahannya berdasarkan keputusan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral No.2576/k/12/mem/2012 tentang Formula dan Besaran Imbalan
(FEE) Pengelolahan dan/ atau Penjualan Minyak
atau Gas
Bumi untuk PT. Pertamina (Persero). PT. Pertamina(Persero) merupakan perusahaan
besar yang bergerak di bisnis minyak, dan non – BBM, gas, petrokimia, dan
pelumas baik di Indonesia maupun diluar, oleh karena itu perlu mendapat
perhatian khusus harus diberikan kepada sistem rantai pasokan yang diterapkan
diperusahaan ini, karena dengan mempertimbangkan rantai pasokan, perusahaan
dapat memastikan bahwa produk yang dihasilkan dalam kondisi baik, diangkut
dengan benar, dan memastikan produk yang dihasilkan tiba di SPBU baik juga. Hal
ini juga di dasari dengan semakin bertambahnya volume kendaraan yang tidak
diikuti dengan kesadaran masyarakat yang mampu umtuk memilih jenis BBM yang
seharusnya dipakai. Data yang ada menunjukan perekonomian Sulawesi Utara terus
menunjukkan perkembangan, dengan pertumbuhan ekonomi 2011 mencapai 7,39%
pendapatan per kapita pun naik menjadi US$ 2.007,8 (sekira Rp.18.070.000 kurs
Rp.9.000) dari tahun 2010 sebesar Rp.16.260.000.
Pemicu naiknya pendapatan per kapita adalah
pertumbuhan pesat di sektor perdagangan, dalam hal ini untuk penjualan
kendaraan berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo)
tahun 2011 yaitu 893.000 unit atau naik 17% dari tahun 2010 yaitu 745.000 unit.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah tentang rantai pasok
produk BBM dari Depot Pertamina, alokasi BBM, bagaimana proses pembongkaran,
proses pelayanan, pengisian BBM di depot hingga proses distribusi BBM ke SPBU
sedangkan untuk jenis BBM yang di teliti, peneliti memilih jenis BBM bersubsidi
yaitu Premium dan Solar. Permasalahan PT Pertamina menargetkan tingkat
kehilangan (losses) dalam proses pasokan BBM turun menjadi 0,2 persen dari
semula 0,29 persen. Dari penurunan tingkat losses tersebut, diharapkan terjadi
efisiensi sekitar US$ 100 juta dalam setahun. Vice President Corporate
Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan tingkat losses yang
sebelumnya terjadi sebenarnya masih memenuhi standar toleransilosses, bahkan
sudah lebih baik dibandingkan dengan standar toleransi losses yang berlaku secara
global, yaitu 0,5 persen.
Namun,
tuturnya, perusahaan terus berkomitmen untuk menekan tingkat losses tersebut
sehingga operasi pasokan BBM menjadi lebih efisien. “Penurunan tingkat losses
dalam proses pasokan BBM menjadi komitmen Pertamina sehingga dapat mendatangkan
efisiensi bagi perusahaan. Situasi industri migas dunia yang sedang turbulence
saat ini merupakan momentum yang tepat untuk lebih kuat berupaya menekan
losses,” terang Wianda, Sabtu(11/4/2015).
Permbahasan PT Pertamina menargetkan tingkat losses
dalam proses pasokan BBM turun menjadi 0,2 persen dari semula 0,29 persen. Dari
penurunan tingkat losses tersebut, diharapkan terjadi efisiensi sekitar 100
juta dollar AS dalam setahun. Vice President Corporate Communication Pertamina
Wianda Pusponegoro mengatakan tingkat losses yang sebelumnya terjadi sebenarnya
masih memenuhi standard tolerasi losses, bahkan sudah lebih baik dibandingkan
dengan standard toleransi losses yang berlaku secara global, yaitu 0,5 persen.
Namun, tuturnya, perusahaan terus berkomitmen untuk menekan tingkat losses
tersebut sehingga operasi pasokan BBM menjadi lebih efisien. “Penurunan tingkat
losses dalam proses pasokan BBM menjadi komitmen Pertamina sehingga dapat
mendatangkan efisiensi bagi perusahaan,” ujar Wianda. Dia menuturkan dalam dua
bulan pertama tahun 2015 tingkat supply losses menunjukkan tren positif di mana
losses telah dapat ditekan pada level 0,2 persen. Tingkat losses tersebut lebih
rendah dibandingkan dengan periode November-Desember2014 yang masih mencapai level
sekitar 0,27 persen sampai 0,28 persen. Pada Januari, tingkat losses mulai
turun ke 0,23 persen dan bulan selanjutnya menyentuh angka target 0,2 persen.
Pertamina
akan terus menekan tingkat lossestersebut atau mempertahankan level terbaik itu
sehingga target supplylosses 0,2 persen sampai akhir tahun dapat dicapai.
"Apabila itu terjadi, dalam perhitungan kami setidaknya efisiensi yang
dapat diperoleh dari upaya itu dapat mencapai 100 juta dollar AS,” katanya.
Kesimpulan Untuk mencapai target tersebut, akan dilakukan langkah-langkah
diantaranya penggunaan teknologi untuk mencegah deviasi dalam proses
pengangkutan, seperti autoschedulling shipment mobil tangki, GPS tracking mobil
tangki; pencegahan deviasi perhitungan dengan melakukan revitalisasi ATG (automatic
tank gauging), metering system pada terminal penyaluran, backloading, dan
terminal untuk pipanisasi; dan pembuatan aplikasi-aplikasi yang dapat menjamin
keakuratan perhitungan kargo.
Daftar
Pustaka http://beritaterkini.co/berita/awal-tahun-kerugian-pertamina-capai-usd212-
juta http://www.gatra.com/ekonomi-1/industri/142303-pertamina-targetkan-
potensi-kehilangan-pasokan-bbm-jadi-0,2.html http://news.babe.co.id/3456375
http://palingaktual.com/1608008/pertamina-tekan-toleransi-kehilangan- pasokan-bbm/
http://sindikasi.co/news/dibayangi-pasokan-merosot-harga-minyak-stabil
http://www.tribunnews.com/bisnis/2015/04/11/pertamina-tekan-toleransi-
kehilangan-pasokan-bbm?page=2
apakah cerita ini termaksut dalam simple present tense atau tdk tolong jelaskan ?
BalasHapus