JAKARTA
NAMA
: DWI LARASATI
KELAS
: 3EA19
NPM
: S1 MANAJEMAN
Jakarta
(1945-sekarang)
Bentang Jakarta pada tahun 2017
Sejak kemerdekaan sampai sebelum
tahun 1959, Djakarta merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada
tahun 1959, status Kota Djakarta mengalami perubahan dari sebuah kotapraja di
bawah wali kota ditingkatkan menjadi daerah tingkat satu (Dati I) yang dipimpin
oleh gubernur. Yang menjadi gubernur pertama ialah Soemarno Sosroatmodjo,
seorang dokter tentara. Pengangkatan Gubernur DKI waktu itu dilakukan langsung
oleh Presiden Sukarno. Pada tahun 1961, status Djakarta diubah dari Daerah
Tingkat Satu menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) dan gubernurnya tetap dijabat
oleh Sumarno.[19]
Semenjak dinyatakan sebagai ibu
kota, penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja
kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun
penduduknya berlipat lebih dari dua kali. Berbagai kantung permukiman kelas
menengah baru kemudian berkembang, seperti Kebayoran Baru, Cempaka Putih, Pulo
Mas, Tebet, dan Pejompongan. Pusat-pusat permukiman juga banyak
dibangun secara mandiri oleh berbagai kementerian dan institusi milik negara
seperti Perum Perumnas.
Pada masa pemerintahan Soekarno,
Jakarta melakukan pembangunan proyek besar, antara lain Gelora Bung Karno, Masjid Istiqlal, dan Monumen Nasional. Pada masa ini pula Poros
Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan sebagai pusat
bisnis kota, menggantikan poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-Jatinegara. Pusat
permukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangunan Jaya) pada
akhir dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan.
Laju perkembangan penduduk ini
pernah coba ditekan oleh gubernur Ali Sadikin pada awal 1970-an dengan menyatakan
Jakarta sebagai "kota tertutup" bagi pendatang. Kebijakan ini tidak
bisa berjalan dan dilupakan pada masa-masa kepemimpinan gubernur selanjutnya.
Hingga saat ini, Jakarta masih harus bergelut dengan masalah-masalah yang
terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjir, kemacetan, serta kekurangan alat transportasi
umum yang memadai.
Pada Mei
1998, terjadi kerusuhan di
Jakarta yang memakan korban banyak etnis Tionghoa. Gedung MPR/DPR diduduki oleh para mahasiswa yang
menginginkan reformasi. Buntut kerusuhan ini adalah turunnya Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan. (Lihat Kerusuhan Mei 1998).
Komentar
Posting Komentar